Gubernur
Ganjar Pranowo kali ini ingin melanjutkan trend positif yang terjadi menurunkan
angka kematian ibu (AKI) dan angkat kematian bayi (AKB) yang merujuk pada data
indeks kesehatan tahun 2013-2016, program tersebut adalah “Jateng Gayeng
Nginceng Wong Meteng”. Fakta GanjarPranowo membangun program “Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng” dibuat
karena pada tahun 2013 Jateng mengalami AKI dan AKB yang tinggi.
“Pada
awal saya menjabat 2013, angka kematian ibu dan bayi tinggi sekali. Itulah
mengapa saya membuat program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (Jateng Gayeng
Mengintip Ibu Hamil),” katanya, di Semarang, Selasa (20/3/2018).
Fakta Ganjar Pranowo Ingin Menurunkan AKB dan AKI
Fakta
Ganjar Pranowo telah membuktikan bahwa program
“Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng” mendapat kesuksesan yang mendunia, karena
penurunan AKI dan AKB dunia menargetkan hanya 3% per tahun, sedangkan jateng
14% per tahun. Hal itu terbukti dari data indeks kesehatan, AKI di Jawa Tengah
pada 2017 mencapai 88,58 per 100 ribu kelahiran hidup, sementara pada 2013 AKI
masih terpaku di 118,62 per 100 ribu kelahiran hidup dan 2014 naik sedikit.
“Program
Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng yang diluncurkan 2016 lalu adalah semangat
kejuangan. Greget yang dimulai dari hulu sampai hilir, lintas sektoral, lintas
program, mulai dari primer sampai tersier,” ungkap Ganjar Pranowo.
“Setelah
2014 turun terus dan turunnya cukup banyak, lebih dari 14 % per tahun,”
imbuhnya.
Fakta Ganjar Pranowo Kalkulasi AKI dan AKB
Fakta Ganjar Pranowo
tentang program “Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng” telah menurunkan AKI di
jateng, namun tak hanya AKI yang menurun, Ganjar Pranowo juga telah membuktikan
bahwa AKB mampu turun juga sejak lima tahun terakhir, AKB Jawa Tengah tercatat
10,41 per 1.000 kelahiran hidup. Pada 2017 sudah turun menjadi 8,93 per 1.000
kelahiran hidup.
“Begitu
juga AKB turun cukup signifikan dari sebelumnya 11,8 jadi 10,47 per 1.000
kelahiran hidup, ” kata politikus PDIP itu.
Fakta
Ganjar Pranowo mampu menurunkan AKB dan AKI di Jawa Tengah dengan menggunakan
program “Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng”